Sumber: Dokumentasi Divisi Redaksi
Sumber: Dokumentasi divisi redaksi

Bhaskara- Senin (1/8/2022),Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (KPUM UMP) dan Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) menggelar rangkaian acara debat akbar Calon Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa (CAPRESMA & CAWAPRESMA) dengan mengusung tema “Diversitas Bermahasiswa”. Acara yang digelar di Aula A.K Anshori UMP hanya dihadiri oleh sejumlah perwakilan lembaga dari 73 lembaga  dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Oleh sebab itu, pelaksanaan debat yang seharusnya dimulai pukul 19.30WIB harus diundur hingga pukul 20.05  WIB.

Di lain sisi, Abid Hanifi Samha (Farmasi 2019) dan Cintya Arum Sari (Teknologi Laboratorium Medik 2019) maju sebagai kandidat pasangan Capres dan Cawapres Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dengan nomor urut 01, dengan tiga fokus utama  yang akan dijalankan nantinya yakni kinerja internal, advokasi mahasiswa dan minat bakat prestasi. Pasangan calon (Paslon) Abid, Cintya optimis melangkah dengan latar belakang Abid sebagai menteri koordinator di BEM KM UMP, dan Cintya sebagai ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas.

“Dikatakan pantas, di sini tidak ada rival dan di sini saya merasa sudah pantas untuk memimpin kawan-kawan semua,” ucap Abid.

Cintya menambahkan bahwa mereka pantas menjadi presiden dan wakil presiden BEM UMP, hal tersebut dilihat dari sekian banyak mahasiswa hanya paslon no.1 yang lolos dalam tahap administrasi.

“Kami berdua pantas menjadi pemimpin karena dilihat dari sekian banyak mahasiswa, hanya kami yang lolos administrasi untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden BEM” sambung Cintya saat

Sebagai panelis satu, Rohmatika Intan mengajukan permasalahan minat mahasiswa yang makin turun untuk ikut dalam berorganisasi dan kurangnya apresiasi kampus kepada mahasiswa yang mendapatkan prestasi menjadi kedua hal ini persoalan tersendiri.

Menanggapi hal ini, Cintya yang berlatar belakang mahasiswa ilmu kesehatan mengungkapkan bahwa banyak dari temannya yang juga tidak mendapatkan apresiasi dari pihak kampus. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawabnya untuk mengawal mahasiswa agar mendapatkan apresiasi yang sesuai. Sehingga mahasiswa lainnya dapat memiliki jiwa kompetisi yang tinggi.

“Sebagai langkah konkretnya, kami akan tetap mengawal perjuangan pres BEM sebelumnya untuk mengadvokasikan kembali kepada pihak birokrat, agar nantinya bentuk apresiasi tersebut dapat terealisasikan atau tersampaikan kepada mahasiswa berprestasi,” tambah Abid.

Berlanjut pada persoalan Standar Kredit Poin (SKP), Abid mengatakan nantinya telah terpilih, maka BEM akan mengedukasi mahasiswa terkait SKP. Dirinya juga mantap bahwa BEM KM akan memberikan fasilitas untuk kawan mahasiswa paham dengan benar apa itu SKP dan manfaat yang timbul.

“Ini penting, karena untuk meningkatkan antusias mahasiswa, ketika mahasiswa itu tidak bisa memaksimalkan dibidang akademiknya, tapi bisa aktif di non akademiknya, hal ini akan mendorong semangat kawan-kawan dalam menjalani perkuliahan” tegasnya.

Setelah itu, Tedy Hendra selaku panelis 3 dari UKM Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Satria menanyakan  kesiapan paslon dalam menghadapi tantangan sulitnya memperoleh Sarpras yang menjadi hak mutlak mahasiswa serta perbedaan perlakuan kampus terhadap beberapa lembaga dan UKM yang terus menerus terjadi.

Pada kesempatan yang diberikan, Abid menjelaskan bahwa saat terpilih nanti ia akan mengusahakan dan mengawal kawan-kawan lembaga  atau UKM untuk mendapatkan fasilitas dan sarpras yang dibutuhkan.

“Dalam kepemimpinan kemarin kami sudah melakukan diskusi dengan pihak Biro Inventaris tentang UKM dan Lembaga yang belum memiliki sekre untuk segera di buatkan, namun mereka menjawab bahwa UMP memang begini tempatnya, tata ruangnya hanya cukup sekian, sehingga sulit untuk menambahkan ruang sekretariat, kalaupun ada lahan kosong, dijadikan untuk resapan air/aliran air,” ucap Abid.

Abid juga menjelaskan bahwa ada monopoli pengetahuan tentang alur administrasi dalam isu perbedaan sikap kampus terhadap lembaga dan UKM di UMP. Oleh karena itu, dirinya akan melakukan edukasi kepada mahasiswa di setiap fakultas nantinya.

Kemudian, kata Cawapres Cintya, ada alternatif lain yang dapat dilakukan yaitu mencarikan pembandingnya dengan cara kolaborasi dengan fakultas lain agar mengetahui perbandingannya. Sehingga, nantinya  dekanat ingin memberikan sesuatu yang lebih ketika ada pembandingnya. Namun, dirinya akan tetap mempriotaskan untuk melakukan edukasi alur administrasi terlebih dahulu.

Setelah berbagai pertanyaan tentang kampus, Andar Adi Satria (BEM UAD) sebagai panelis dua lebih menyoroti peran dan kesiapan paslon terpilih BEM UMP nantinya dalam menghadapi persoalan eksternal yang cakupannya lebih luas dan bersifat sangat umum. Dirinya menyebutkan contoh yang terjadi pada aliansi BEM Banyumas Raya.

“Di BEM Banyumas Raya ini saya merasa cukup kurang karena minat mahasiswa terhadap kebijakan yang dibuat pemerintah memang kurang antusiasnya, disini kami mencoba menyadarkan kawan-kawan semua,  jika mengadakan aksi, kita turun atas dasar hati nurani kita,” jelas Andar.

Selain itu, Andar juga mempertanyakan langkah konkret yang akan diambil jika nantinya menjadi paslon terpilih ketika mengambil bagian disalah satu aliansi BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di bidang humanitas.

Menanggapi kedua persoalan tersebut, Abid dan Cintya mantap untuk mengadakan pertemuan aliansi BEM Banyumas Raya untuk lebih mengenal jauh. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan pergerakan yang dilakukan oleh BEM  Banyumas Raya yang belum banyak diketahui.

Abid juga menjelaskan peran yang akan diambil dalam pergerakan BEM Banyumas Raya, “Peran yang akan kami ambil yakni bergerak vertikal, karena pada BEM Banyumas Raya sebagai koordinator pusat selain menekan ke atas, kami juga bergerak secara humanis (horizontal),” Jelasnya.

Berbeda dengan Cintya yang jujur mengakui tidak banyak mengetahui tentang aliansi BEM Banyumas Raya serta kegiatan apa saja yang dilakukan. Namun, dirinya dengan tegas mau belajar lebih dalam tentang aliansi BEM Banyumas Raya. (MAA/Bhas)