Acara talkshow di UIN Saizu, Purwokerto 31 Mei 2022. Foto (kiri) Rudal Afgani, Lynda Susana, Ryanto, dan Inayah Wahid.

BHASKARA.id – International Diversity Day diperingati setiap tanggal 21 Mei, sebagai Hari Keanekaragaman Budaya. Beberapa media kawakan seperti, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Purwokerto, Sejuk.org, Suara.com, Magdalene.co, dan lainnya. bekerja sama untuk memperingati hari tersebut bertajuk Talk Show: Bhineka Tinggal Jika.

Inaya Wahid dan Rudal Afgani menjadi host dalam acara itu yang diselenggarakan di Universitas Islam Negeri Saifudin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Selasa 31 Mei 2022. Pada talkshow yang mengangkat tema “Ngobrol Eksistensi Lengger di Banyumas”, Inaya Wahid banyak bertanya mengenai eksistensi Tari Lengger di Banyumas kepada Riyanto, Maestro Lengger Banyumas.

“Tari Lengger mulanya berawal dari petani. Gerakannya pun dahulu sangat sederhana, hanya menggeleng-geleng,” kata Riyanto.

Talkshow tersebut  juga dihadiri Lynda Susana, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jendral Soedirman (UNSOED) sebagai pengamat dalam diskusi mengenai eksistensi Tari Lengger di Banyumas.

Eksistensi Tari Lengger di Banyumas bagai tak dikenal, bahkan di masyarakat Banyumas sendiri. Tari Lengger ini lebih dikenal di luar negeri seperti Jepang, Meksiko, dan Eropa. Hal itu terjadi karena Riyanto terus berupaya membawa Tari Lengger ke luar untuk dikenal di Mancanegara.

“Tari Lengger sudah menjadi tradisi turun temurun dari generasi ke generasi,” kata Riyanto. Salah satu visi yang ingin dibawa Riyanto adalah membawa Tari Lengger ke dalam dunia virtual reality (Metaverse). Selain itu, Riyanto juga ingin mengenalkan Tari Lengger kepada dunia luar melalui UNESCO.

(Bhas/LBS)