Bhaskara.id– Kenaikan harga cabai yang terjadi di Indonesia kian dirasakan oleh sejumlah wilayah, salah satunya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas pada November 2023. Kenaikan harga cabai dipengaruhi oleh faktor cuaca yang tidak menentu dan kondisi tanah yang memburuk akibat pupuk kimia.

Narwan pedagang cabai menjelaskan harga cabai yang sekarang tidak normal membuat jumlah pembelian di pasar sangat berbeda. “Untuk hari ini rawit merah itu kisaran harga Rp90.000,00–Rp95.000,00 sesuai harga eceran, tergantung pengambilannya dari pengepul/petani langsung atau ambil dari pedagang lagi. Karena biasanya ada pedagang yang beli dari pedagang lagi dan itu salah satu faktor yang menjadikan harga cabai tinggi.” Narwan juga menjelaskan bahwa pembeli tetap banyak. Hanya saja mungkin belinya lebih sedikit, yang biasa beli satu kg sekarang beli setengah kg.

Dengan melesatnya harga cabai tidak hanya membuat pedagang cabai risau, tetapi para pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ikut merasakan dan terkena dampak dari hal tersebut. Menurut Ido, karyawan Warung Sambel Nyoss mengatakan kelangkaan cabai yang sekarang dialami tidak membuatnya mengurangi kualitas produk. “Walau harga cabai mahal kita usahain untuk tetap konsisten dalam produksi sambal disini karena kita jual ayam goreng utamanya adalah sambal, sambal kita disini menjadi daya  tarik tersendiri dan mengurangi untung sudah menjadi konsekuensi kita,” ucap nya.

Tidak hanya itu, Toro penjual mie Ayam menjelaskan akibat dari kenaikan harga cabai yang mempengaruhi usahanya, Hal itu membuat Pak Toro harus putar otak memikirkan cara agar tidak mengalami kerugian yang tinggi karena semua pedagang pasti menginginkan keuntungan atas dagangannya. “Untuk mempertahankan keuntungan dan modal agar tidak terlalu jauh perbedaannya saya yang biasanya menggunakan 100% cabai rawit umtuk pembuatan sambal kini harus beralih dengan pembuatan yang menggunakan 50% cabai rawit dicampur dengan 50% cabai hijau kecil,karena cabai hijau tersebut tergolong mempunyai harga murah dibandingkan dengan cabai rawit  jelas Pak Toro.

Hal tersebut dikhawatirkan oleh konsumen, salah satunya oleh Nida yang mengeluh dengan kondisi cabai saat ini. “Itu sangat merepotkan karena saya sendiri itu pecinta pedas, dan ibu saya juga ngeluh dirumah karena harga cabai yang sangat mahal,” ucap nya. Nida juga berharap agar harga cabai segera turun, karena cabai merupakan bahan pangan yang sangat dibutuhkan untuk perasa pada makanan dan memunculkan rasa yang sedap.

Berdasarkan Kementerian Perdagangan, terjadi kenaikan harga cabai di Indonesia pada bulan Oktober 2023. Kenaikan harga tersebut tidak hanya terjadi pada cabai rawit merah akan tetapi cabai merah keriting, dan juga cabai merah besar. Salah satu pejabat Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menjelaskan bahwa Penurunan produksi akibat kemarau panjang atau El Nino menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga cabai. Namun, ada optimisme bahwa kenaikan harga tersebut tidak akan bersifat jangka panjang, karena beberapa daerah sudah mulai mengalami curah hujan. (YA/NAZ/BHAS)