Sumber : Divisi Kreatif

Oleh : Afif Fadhlullah Aziz

Bhaskara.id – Berorganisasi memang mengasyikan, kita bisa mengasah kemampuan hardskill dan softskill di sana, serta kita bisa bertemu dengan banyak orang yang mempunyai pemikirannya sendiri sehingga pikiran kita bisa lebih terbuka karenanya. Selain itu, suka duka di dalam organisasi menjadi cita rasa tersendiri yang menghiasi langit-langit kenangan di dalam hidup, dan akan menjadi sebuah cerita suatu hari nanti.

Victor A. Thompson dalam bukunya Modern Organisation. Organisasi adalah suatu integrasi dari sejumlah orang yang ahli bekerja sama dengan sangat rasional & impersonal untuk mencapai tujuan–tujuan yang spesifik & telah disepakati sebelumnya. Organisasi mensyaratkan rasionalitas dan imprasioanalitas karena setiap individu menyadari untuk mencapai sebuah cita-cita tidak bisa dikerjakan sendiri dan untuk meraihnya harus mempunyai pedoman filosofi atau idealismenya sendiri. Sehingga, antara organisasi yang satu dan organisasi yang lain pasti mempunyai nilai dan arah gerak yang berbeda.

Organisasi harus mempunyai nilai filosofisnya sendiri agar tidak menjadi tempat untuk berkumpul saja. Setiap pergerakannya harus didasari dengan nilai yang terkandung di dalamnya supaya ketika bergerak ada makna yang tertanam dalam hati dan pikiran sehingga keputusan-keputusan yang di buat di lapangan selalu tepat. Hal ini juga untuk menghindari asal bergerak saja atau biasa kita sebut ‘hanya menguggurkan tanggung jawab’.

Jika nilai filosofis tidak ada, maka akan berimbas pada arah gerak organisasi yang tidak jelas dan tidak mempunyai ciri khasnya masing-masing. Keputusan-keputusan yang diambil juga bukan karena hasil pemikiran sendiri namun berdasarkan hasil keputusan turunan. Artinya, program kerja yang dijalankan adalah program kerja yang sebelumnya sudah ada bukan dari pemikiran kreatif anggotanya.

Mari kita sedikit berpikir, berapa banyak organisasi di UMP yang masih menggunakan program kerja hasil turunan pada periode lalu? Tentu, jawaban tersebut membuktikan kualitas pikiran dan kreatifitas anggotanya. Hal ini diperparah dengan organisasi yang tidak mempunyai ciri khasnya masing-masing. Mari kita berbicara tentang Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM F) dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) di universitas kita ini.

Dari namanya saja BEM Fakultas dan HMPS, kita sudah bisa melihat perbedaan apalagi dalam kepengurusan organisasinya dan jangkauan pemerintahannya. BEM F mempunyai anggota atau kepengurusan yang mencakup seluruh program studi di fakultasnya sedangkan HMPS hanya mencakup program studi yang di bawahinya. Seharusnya, hal ini juga mempengaruhi arah gerak dari masing-masing organisasinya.

Jika diliat secara seksama mungkin BEM F dan HMPS adalah organisasi yang bergerak berdasarkan sistem eksekutif, yaitu sebuah sistem yang bertanggung jawab untuk melaksanakan sebuah aturan. Namun, ada perbedaan mendasar yang harus diketahui ketika sistem ini diterapkan di tingkat fakultas. Perbedaan tersebut adalah kegiatan yang dilakukan, jika kegiatan yang dilakukan oleh HMPS dan BEM F adalah sama atau bisa dikatakan mirip terus apa nilai filosofis dari nama BEM F dan HMPS?

Hemat saya, harus ada perbedaan yang perlu ditekankan untuk berorganisasi di tingkat fakultas terutama antara BEM F dan HMPS. BEM F seharusnya lebih diarahkan ke arah pergerakan maupun kegiatan yang sifatnya politis dan konseptual seperti lobying, forum diskusi (beradu pikiran), pergerakan masa dan membuat hal-hal konseptual lain seperti merencanakan tema kegiatan. Sedangkan untuk kegiatan HMPS sendiri diarahkan untuk kegiatan yang sifatnya teknis seperti menjadi panitia acara dan membuat program bina desa misalnya.

Jika dalam kedua organisasi mempunyai program kerja yang sifat kegiatannya sama, terus apa perbedaan nilai filosofis dari kedua organisasi tersebut?

Jika kegiatan atau pergerakannya mempunyai nilai yang sama dan tetap saja diteruskan maka hanya akan menimbulkan gemuknya birokrasi, birokrasi organisasi fakultas menjadi tidak cocok untuk mengembangkan diri karena tidak ada perbedaan tugas pokok dan fungsi. Selain itu dana yang diberikan juga terlalu besar hanya untuk kedua organisasi yang mempunyai nilai yang sama.

Terus apa yang harus dilakukan jika ada dua lembaga fakultas yang pergerakanya mempunyai nilai filosofis yang sama? Hemat saya ada dua cara untuk memberi makna filosofis dari organisasi fakultas. Pertama, mengarahkan kembali organisasi. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM U) bekerjasama dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPM U) mengarahkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan kedua organisasi tersebut melalui kerja tangan dan pembuatan aturan baru sehingga pergerakan kedua organisasi fakultas tersebut memiliki corak pergerakan masing-masing.

Kedua, menghapuskan salah satu organisasi. Hemat saya, tidak boleh ada organisasi di fakultas yang tingkatanya berbeda namun mempunyai nilai filosofis dan program kerja yang sama. Karena hal ini mengakibatkan ekosistem organisasi yang monoton sehingga sumber daya manusianya sulit untuk berkembang dan dinamika organisasi berjalan lambat.

Usul saya organisasi yang perlu dihapuskan adalah BEM F karena untuk urusan-urusan politis dan konseptual bisa dilakukan oleh BEM U. Misalnya, BEM U bisa membuat surat perintah ke organisasi yang dibawahinya untuk mengikuti aksi masa atau forum diskusi dan untuk hal konseptual BEM U bekerjasama dengan DPM U bisa membuat aturan atau pedoman tentang tata cara berorganisasi di tingkat fakultas.

Jika BEM F dihapuskan lantas siapa yang memutuskan keputusan fakultas? Tentu di sini masih ada DPM F yang bisa menjadi alternatif untuk mengumpulkan seluruh lembaga HMPS untuk bermusyawarah. DPM F berhak menjadi penengah, pemantik dan moderator di saat musyawarah namun tidak mempunyai hak preogratif untuk memutuskan sehingga pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah dan voting.

Tentu hal ini perlu menjadi kajian yang mendalam dari berbagai organisasi kampus kita, jangan sampai dinamika menjadi melambat hanya karena ada dua organisasi dalam satu naungan yang mempunyai nilai filosofi dan pergerakan yang sama.